G e r e j a B l e n d u k


Memasuki kawasan Kota Lama Semarang memberikan satu atmosfer yang sangat berbeda dengan kawasan lain di Semarang, bahkan di Indonesia. Kota Lama yang dulunya dikenal sebagai kota benteng, merupakan kawasan yang didirikan pemerintah kolonial Belanda pada masa penjajahan, dengan sajian visual berupa bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kolonial Belanda. Berada di pusat kawasan, sajian visual terasa lebih memesona dengan keberadaan sebuah Gereja yang saat ini pun masih mampu memainkan perannya sebagai tetenger kawasan.

Gereja Blenduk, sebuah bangunan yang dibangun pada tahun 1753, dan pada jaman Belanda dikenal sebagai ‘de Nederlandsche Indische Kerk in Indonesia Semarang’, dirancang oleh arsitek Belanda bernama H.P.A. de Wilde dan Westmaas, sebagaimana tertulis pada kolom yang terletak di belakang mimbar. Gereja Blenduk mengalami perubahan pada tahun 1794 menjadi berbentuk kubah, serta mengalami penambahan manara di tahun 1895. Gereja Blenduk sendiri saat ini menjadi landmark kawasan kota lama dan terletak di jalan Soeprapto (Heerenstraat).

Di sisi timur Gereja Blenduk terdapat sebuah taman bernama Taman Srigunting yang pada masa pemerintahan Belanda dikenal dengan nama paradeplein dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya parade militer. Bentuknya yang unik, dengan kubah yang melingkupi bangunan serta adannya dua menara dan empat kolom besar yang memperkuat fasade bangunan, membuat bangunan ini berbeda dengan bangunan gereja lainya di Semarang maupun di nusantara. Hal ini membawa Gereja Blenduk menjadi symbol dan tetenger kota semarang. (monang)

No comments:

Post a Comment